Polly po-cket

Youre beautiful
Mi-nam bertemu Tae-kyung untuk menunjukan bintang yang ia temukan hari itu. Tae-kyung menganggap Mi-nam tidak begitu merinduan bintang karena ia hanya menemukan 3 bintang hari itu."Sekarang bintang yang paling aku suka bukankah setiap hari ada disampingku" kata Mi-nam malu-malu. Tapi kemudian Mi-nam sadar dan pura-pura kalau akhir-akhir ini ia bisa melihat bintang itu dilangit. Tae-kyung curiga ia minta Mi-nam menunjukan bintang itu ada dimana."Bukankah kakak tidak bisa melihat bintang jadi tida perlu tahu bintang itu ada dimana" kata Mi-nam gugup."Karena kamu terus memujinya, maka aku sudah membeli teropong bintang. Jika menggunkan itu aku juga bisa melihatnya" kata Tae-kyung."Benarkah sudah membelinya?" tanya Mi-nam kaget."Benar, Bintang yang kamu sukai seperti apa, malam ini aku akan menemanimu melihatnya" kata Tae-kyung.MI-nam setuju dan pamit pergi.Tae-kyung memandang kelangit dan merasa nanti malam tidak bisa melihat bintang karena cuaca yang buruk siang itu."Sudahlah bukankah bintang paling baik adalah aku. Go Mi-nam seharusnya tida mungkin tidak melihat bintang ini" gumam Tae-kyung sendiri.Tae-kyung kemudian mengeluarkan kalung dengan liontin bintang yang ia siapan untuk Mi-nam."Kalung ini menandakan aku" kata Tae-kyung sambil tersenyum.Mi-nam bingung harus menjelaskan bagaimana tentang bintang itu kepada Tae-kyung karena sebenarnya bintang itu adalah Tae-kyung. Tiba-tiba presiden Ahn datang mengejutan Mi-nam. President Ahn mengajak Mi-nam menemui produser untuk membahas masalah showcase. Presiden Ahn dan Mi-nam akhirnya pergi ke studio. Presiden Ahn langsung berbincang dengan produser yang sedang mendengarkan aransemen Tae-kyung untuk lagu Mo Hwa-ran. Mi-nam mengenali lagu itu adalah lagu ayahnya. "Malam ini aku akan memberitahu semua masalah ayah kepadanya" gumam Mi-nam sendiri. Tiba-tiba ia melihat asbak berbentuk bintang. Mi-nam senang sekali bisa menemukan bintang disana, ia lalu mengambil asbak itu. Prodeuser berkata pada presiden Ahn kalau ia dengar pencipta lagu itu dan Mo Hwa-ran memiliki hubungan khusus. Perhatian Mi-nam langsung teralihkan kepada pembicaraan kedua orang itu. Presiden Ahn membenarkan perkataan produser tadi dan berkata kalau sepertinya hubungan mereka adalah hubungan cinta. Mi-nam terkejut mendengarkannya dan melepas asbak yang ia pegang hingga hancur berkeping-keping karena jatuh (seperti hati Mi-nam yang hancur mendengar berita itu).Dengan wajah pucat Mi-nam menemui bibinya untuk minta penjelasan. Bibi Mi-nam berkata kalau sebenarnya ia tidak terlalu jelas. Tapi ia membenarkan berita itu dan berkata kalau ia menyembunyikan berita itu karena ia takut Mi-nam menyalahkan ayahnya karena meninggalkan ibunya demi Mo Hwa-ran. Mi-nam benar-benar tidak bisa menerima berita itu karena kemarin Mo Hwa-ran hanya berkata alau ia hanya berteman dengan atahnya. Ia lalu pergi mencari Mo Hwa-ran untuk bertanya lebih jauh.Tae-kyung dengan senyum lebar terus memandangi kalung yang ia siapkan untuk Mi-nam. Malam tiba Tae-kyung menunggu Mi-nam di balkon mess. "Cepatlah datang Go Mi-nam" kata Tae-kyung sambil tersenyum.Asisten Mo Hwa-ran berkata kalau Mi-nam ingin menemui Mo Hwa-ran. Mo Hwa-ran yang sudah sengah mabuk merasa Mi-nam sudah tahu hubungannya dengan ayahnya maka malam-malam mendesak mencarinya. Mo Hwa-ran lalu merasa bahwa inilah saatnya memberitahu Tae-kyung.Tae-kyung mulai kesal karena menunggu Mi-nam terlalu lam. Tiba-tiba teleponnya berbunyi."Aku mau bertemu anak itu sekarang. Kamu kemarilah!" kata Mo Hwa-ran."Jangan mencampurkan aku dengan urusanmu" kata Tae-kyung."Kamu mengenalnya" kata Mo Hwa-ran. Tae-kyung terdiam keget."Oeang yang kamu kenal, aku takut kamu merasa tidak terlalu leluasa setelah mengetahuinya maka harus memberitahumu terlebih dahulu" kata Mo Hwa-ran."Orang yang aku kenal! Siapa?" kata Tae-kyung."Wanita yang bernama Go Mi-nyu, kemarilah melihatnya" kata Mo Hwa-ran.Tae-kyung bagai tersambar petir, terdiam kaku.Mi-nam menemui Mo Hwa-ran. Tae-kyung mencari identitas Mi-nam dikamarnya. Tae-kyung menemukan foto keluaga mI-nam dan juga foto ibunya. Tae-kyung kaget melihatnya, ia lalu membaca tulisan dibalik foto itu."Kakak selamat ulang tahun. Kamu adalah fans Mo Hwa-ran, ini adalah hadiah ulang tahunmu" tulis Mi-nam. Tae-kyung memikirkan sesuatu.Di hotel."Bukankah kau bilang hunganmu dangan ayahku adalah teman. Benarkah itu? Katakan yang jelas kepadaku!" kata Mi-nam."Awalnya ingin menyembunyikannya. Tapi bukankah kau sudah tahu makanya datang kemari" kata Mo Hwa-ran."Aku mohon beritahu aku ini bukan kenyataan" kata Mi-nam sedih."Tidak hanya teman tapi ada hubungan pasangan kekasih yang teramat sulit untuk dilupakan" kata Mo hwa-ran.Tae-kyung sampai di hotel dengan perasaan marah yang meluap-luap (hehe lebay ya aku..)."Karena kalian saling mencintai makanya ayah meninggalkan ibu kami. Kamu juga meninggalkan Huang Tae-kyung. Benarkah?" tanya Mi-nam."Apa! Kamu dari awal sudah tahu masalah Tae-kyung adalah anakku" kata Mo Hwa-ran kaget."Mengetahui kamu melukai orang yang paling harus dihargai di dunia ini (Tae-kyung). Cinta yang dikatakan orang seperti ini. Aku tidak bisa mempercayainya" kata Mi-nam.Mo Hwa-ra terus melihat Mi-nam."Itu bukan cinta!" kata Mi-nam kesal.Mo Hwa-ran tertawa kemudain berkata "Kata-kata yang sama yang dulu ibumu ucapakan. Ia tidak percaya ayahmu bisa kembali kesampingku lagi".Mo Hwa-ran berdiri untuk mengambil minumannya yang habis."Karena kamu meninggalkan semabarangan¿ orang yang sembarangan memperlakukan orang lain, makanya aku tidak dapat mempercayaimu. Algipula aku juga tidak percaya ayahku memncintai orang sepertimu" kata Mi-nam kesal.Mo Hwa-ran menatap Mi-nam tajam kemudian mengambil cd yang dibuat Tae-kyung."Apakah tetap tidak percaya walaupun di sini ada buktinya" kata Mo Hwa-ran sambil menunjukan cd itu."Lagu yang diciptakan Tae-kyung untukku adalah lagu yang diciptakan ayahmu untuk memanggilku kembali. Lagu yang diciptakan ayahmu, aku yang menyanyikan. Maka ibumu pergi setelah mengakuinya" kata Mo Hwa-ran tak kalah kesal."Kau berbohong.." kata Mi-nam sedih."Semua sudah jelas" teriak Mo Hwa-ran kesal."Kenapa, apa kamu tidak ingin mengakuinya. Anakku Tae-kyung walaupun tidak paham tapi sudah mengakuinya. Makanya ia mengaransemen ulang lagu ini untukku. Aku pernah bilang padanya bahwa aku pernah melihat kalian waktu kecil. Jika ayahmu tidak begitu cepat meninggal. Aku ada kemungkinan menjadi ibumu. Tae-kyung juga tahu hal ini. Aku juga pernah berpikir mengganti menjaga dia dengan menjaga kalian. Apa kau tidak pernah mendengarnya dari bibimu?" tanya Mo Hwa-ran."Mengganti?" kata Mi-nam kaget."Benar. Tae-kyung juga tahu hal ini. Aku akan memperlakukan kalian dengan baik. Aku sudah memberitahu dia semuanya. Tapi kamu tidak mengatakan kapadanya Tae-yung kalau kamu adalah anak Go Jaeh-yun?! Apa kau memberitahu dia kalau kau mengetahui dia adalah anakku?!" kata Mo Hwa-ran tersenyum senang.Mi-nam hanya diam."Sampai ini juga tidak dikatakan, jadi apsti kamu juga tidak bilang kalau au tahu kamu adalah seorang wanita" kata Mo Hwa-ran lagi."Bukan ingin menyembunyikannya. Tapi aku baru akan mengatakannya" kata Mi-nam.Mo Hwa-ran tertawa dan berkata "Coba saja katakan padanya. Lihat dia percaya atau tidak".Tiba-tiba terdengar pintu terbuka, ternyata Tae-kyung sudah datang. Mi-nam kaget melihat Tae-kyung. Tae-kyung menatap Mi-nam tajam kemudian menatap ibunya. Mo Hwa-ran mendekati Mi-nam dan memperlihatkannya pada Tae-kyung sambil berkata "Anak ini adalah anak dari pria yang aku cintai".Tae-kyung menatap Mi-nam tajam."Dia bilang bukan ingin menyembunyikan darimu tapi baru mau mengatakannya kepadamu" kata Mo Hwa-ran lagi.Tae-kyung tidak percaya apa yang ia dengar dan langsung pergi dari sana.Mi-nam cemas dengan perasaan Tae-kyung tapi ia tidak bisa berlari mengejarnya."Lihatkan dia lebih percaya kapadaku. Apa kau sekarang tidak bisa mengakui keberadaanku? Sama seperti ibumu. Kamu juga mengakulah dan menyerahlah" kata Mo-Hwa-ran.Mi-nam berpikir sebentar kemudian lari keluar mengejar Tae-kyung. continue>>

HOME
(http//apps.mobie.in)
sinopsis by Rian dari Kamp. Burujul Sodonghilir (TASIKMALAYA)